Kulihat sekeliling kota yang tampak sangat padat
seketika mataku tertuju pada satu arah
seorang bocah kecil sedang berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya
Bernyanyi kecil sambil menghentak kaleng kecilnya
Rambut lusuh dengan wajah menghitam
mengenakan pakaian kotor dan lapuk
bertelanjang kaki dengan tapak yang semakin kebal
tubuh itu terlalu kecil untuk menerjang kota
Seakan tak peduli dengan pengamen lainnya
berlomba-lomba mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya
Berpaling melihat kegaduhan kota
semeraut dipanggangan mentari
pengamen kecil yang malang
mengumpulkan rincingan rupiah hingga malam
pengamen kecil yang malang
terus bernyanyi dengan suara serak tak berarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar